Suara Rakyat dari Lereng Sentono Gunung Kelir : Demi Pleret yang Lebih Baik

07 Agustus 2025
Dewi Orisya
Dibaca 8 Kali
Suara Rakyat dari Lereng Sentono Gunung Kelir : Demi Pleret yang Lebih Baik

 

Pleret, 7 Agustus 2025 – Semangat partisipasi warga dalam pembangunan Kalurahan Pleret kembali terlihat dalam kegiatan Jaring Aspirasi yang diselenggarakan oleh Badan Permusyawaratan Kalurahan (Bamuskal) di Pendopo Lereng Gunung Sentono, wilayah Gunung Kelir, Pleret. Acara yang berlangsung pada malam Jum'at ini dihadiri puluhan warga dari berbagai RT, serta dipandu oleh moderator Ibu Armi Septiana.

Apresiasi untuk Warga, Paparan Program Prioritas

Kegiatan dibuka oleh sambutan hangat dari Bapak Giyanto, mewakili Bamuskal, yang mengapresiasi kehadiran warga dan semangat gotong royong mereka dalam membangun Kalurahan. Ia menekankan pentingnya forum ini sebagai sarana demokratis untuk menyampaikan kritik, saran, maupun apresiasi.

Dilanjutkan dengan pemaparan program prioritas Kalurahan oleh Sekretaris Bamuskal, Bapak Marwanto, S.E., yang mendorong warga agar aktif mengakses Website Resmi Kalurahan Pleret sebagai sumber informasi utama. “Transparansi adalah kunci akuntabilitas, dan website kami menyajikan program, laporan keuangan, dan progres pembangunan secara terbuka,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Bamuskal, Bapak Muhammad Sholikhan, S.T., memaparkan beberapa agenda strategis, seperti:

  • Pendirian unit usaha koperasi “Desa Merah Putih” untuk mengelola Dana BKK Pertanahan melalui program breeding domba, memberdayakan peternak lokal.

  • Pembebasan PBB lahan hijau mulai tahun 2026, sebagai bentuk insentif pelestarian lingkungan.

  • Penyertaan modal sebesar Rp 319 juta dari Dana Desa ke BUMKal, guna mendukung ketahanan pangan dan program Plasma Domba. 

Warga Suarakan Aspirasi dengan Kritis dan Konstruktif

Sesi diskusi dibuka dengan antusiasme warga yang menyampaikan berbagai aspirasi dan persoalan di lingkungan mereka, antara lain:

  1. Akses Dana BKK yang saat ini baru dimanfaatkan RT 01 dan 02, namun harapannya bisa merata tanpa sekat politik.

  2. Pertanyaan tentang pendirian bangunan di Tanah Kas, seperti di timur SMP N 2 Pleret, yang dinilai melanggar aturan.

  3. Usulan pembentukan kembali Pokdarwis demi mendukung potensi wisata lokal.

  4. Permohonan pengerjaan lanjutan bangket jalan selatan demi akses wisata yang lebih mudah.

  5. Abrasi dan banjir di RT 09 saat hujan deras yang mengancam rumah warga.

  6. Kekhawatiran atas warung 24 jam yang berpotensi menjadi tempat kenakalan remaja.

  7. Apresiasi kepada PemKal karena berhasil menjadi Desa Mandiri Budaya dengan bantuan Rp 1 Miliar.

  8. Kritik terhadap program Peternakan Plasma Domba, karena beternak dianggap tidak mudah dan butuh pengelolaan profesional agar dana desa benar-benar tepat guna, karena anggaran yang digunakan cukup besar dan untuk Ketahanan Pangan seluruh Masyarakat, mohon dikaji ulang.

  9. Keluhan soal minimnya penerangan jalan di beberapa wilayah.

  10. Drainase RT 04 yang urung terealisasi padahal dinilai sangat krusial.

  11. Masalah pengairan sawah terganggu akibat banyaknya kolam ikan di kanan kiri Sungai Karang Ploso.

  12. Internet gratis yang dulu dijanjikan kini mati total dan belum diperbaiki.

  13. Pintu masuk TK rusak, namun tidak ada dana perbaikan.

  14. Belum cairnya anggaran untuk Ketua RT.

  15. Usulan penanganan pohon rimbun bekerja sama dengan FPRB.

  16. Masih ada warga miskin yang tidak tersentuh bantuan, dan pertanyaan soal validitas data penerima, apakah kedepannya bisa ada perubahan.

  17. Pertanyaan terkait AD/ART pemakaman untuk warga luar Gunung Kelir.

Harapan Warga: Dari Aspirasi Menuju Aksi Nyata

Acara ditutup dengan penyampaian harapan agar seluruh masukan yang telah disampaikan benar-benar ditindaklanjuti oleh Bamuskal dan Pemerintah Kalurahan. Warga berharap forum ini bukan sekadar seremoni, melainkan menjadi ruang nyata perwujudan demokrasi desa dan kebijakan yang berpihak pada masyarakat.

“Semoga semua aspirasi ini bisa menjadi prioritas dalam musyawarah selanjutnya dan membawa dampak positif bagi seluruh warga Pleret, khususnya Gunung Kelir,” ujar salah satu warga.

Kegiatan Jaring Aspirasi ini menjadi bukti bahwa suara rakyat di tingkat desa sangat penting dan bisa menjadi pemicu perubahan yang nyata jika dikelola dengan baik, transparan, dan inklusif.