Lomba Tangkap Bebek Mbulak Wilkel Pleret
Info Pleret — Dalam rangka membangun ‘Wisata Edukasi Anak’, segenap pemuda Pleret dan Pengelola Obyek Wisata Mbulak Wilkel menggelar Lomba Tangkap Bebek, Minggu (28/11/2021), di Persawahan Mbulak Wilkel, Tambalan Gerjen, Kalurahan Pleret, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, DIY.
Lomba yang diikuti oleh puluhan anak-anak dari Kalurahan Pleret dan wilayah sekitarnya, dengan kategori usia Taman Kanak-kanak (TK) dan SD kelas 1 – 3 ini. Memperebutkan hadiah berupa Piala Lurah Pleret, piagam, serta bingkisan doorprize dari panitia dan bebek yang berhasil ditangkap. Unik dan menarik bentuknya piala atau trophi bagi para juara tersebut berbentuk bebek.
"Lomba Tangkap Bebek ini kali pertamanya diselenggarakan yang menjadi rintisan event-event berikutnya yang digelar empat bulan sekali sehabis masa panen. Event bertemakan alam pedesaan, selain lomba tangkap bebek juga bentuk kegiatan kreatif yang lainnya,” terang Wahyudi, salah seorang panitia yang merangkap menjadi MC saat lomba.
Dikatakan sawah yang dipergunakan untuk arena lomba relatif aman bagi peserta. Lahan sawah itu diairi dari irigrasi tersier sehingga sampah-sampah telah tersaring di jaringan irigasi sebelumnya. “Event ini juga merupakan rintisan sebab menurut pak Lurah kedepan tempat-tempat wisata akan terkoneksi se Kalurahan Pleret,” ungkapnya.
Lanjut Wahyudi, wisata edukasi berupa pertanian, wisata alam dan wisata sejarah akan terkoneksi menjagi satu. Misalnya, seperti perahu wisata Banyu Kencono, Sendan Elo di Kanoman, dan Lereng Sentono (Makam Panjang Mas).
Sementara itu, Lurah Pleret Taufik Kamal, S.Kom., M.Cs. dalam sambutannya menyampaikan apresiasi kepada seluruh panitia penyelenggara, pokdarwis dan para peserta juga sponsor Lomba Tangkap Bebek. “Pemerintah kelurahan sangat mengeapresiasi penyelenggaraan yang sepenuhnya diselenggarakan secara mandiri. Juga selalu mengupayakan terjadinya proses kebudayaan di Pleret,” katanya.
Menurut Taufik, bahwa event dan kegiatan-kegiatan masa lalu semacam Lomba Tangkap Bebek akan diarahkan ke masa-masa lalu karena Pleret akan dibawa menjadi Desa Mandiri Budaya. Proses ini harus dilalui oleh masyarakat sehingga proses yang dilalui di Mbulak Wingkel ini menjadi pematik kemajuan Kalurahan Pleret.
Even atau kegiatan-kegiatan masa lalu sebab Pleret ini punya cerita yang luar biasa pada jaman Mataram Islam, dengan tokohnya Sultan Agung Hanyokrokusumo. Dengan adanya potensi ini berharap bisa banyak didatangi orang (wisatawan), menjadi pusat ilmu pengetahuan dan pusat sejarah,” terang Taufik kepada Bernasnews.com, saat acara penyerahan piala pemenang lomba di venue.
Ditanya soal lahan persawahan yang semakin menyusut beralih fungsi menjadi perumahan, Taufik mengatakan, bahwa sawah-sawah di Mbulak Wikel ini kategori sawah P1 (jalur hijau) yang harus dipertahankan. Pihaknya juga akan menyusun Peraturan Kalurahan keterkaitan pengatauran tata ruang di wilayah Kalurahan Pleret.
“Komitmennya adalah menjaga sawah karena merupakan keunggulan Pleret sebagai desa wisata, serta sebagai penyumbang oksigen. Dan berharap Kalurahan Pleret bisa menuju (kembali) masa lalu yaitu menjadi lumbung pangan Mataram,” pungkas Taufik Kamal.
Seperti telah diketahui wisata alam ‘Mbulak Wilkel’ viral di media sosial karena view hamparan sawah dengan latar belakang perbukitan bagian dari Bukit Seribu. Jalan yang membentang dengan kanan kiri pepohonan yang cukup rimbun, serta dibangunnya tempat duduk di pinggiran jalan dan tengah sawah, serta gubuk untuk istirahat berbentuk unik dan istagramabke.
Sumber : bernasnews.com
Kirim Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui Admin